5 Hal yang Saya Pelajari Selama #DiRumahAja karena Wabah COVID-19

Angka kasus positif terinfeksi COVID-19 yang terus meningkat di Indonesia memaksa kita untuk bertahan di rumah. Aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat limitasi pergerakan masyarakat. Fakta menyedihkannya adalah, kita kehilangan banyak hal tahun ini; tenaga kesehatan, lapangan kerja, bisnis, hingga momen kebersamaan Ramadan.


Ilustrasi: Unsplash/@matherystudiomathery.it.Submitted for United Nations Global Call Out To Creatives - 
help stop the spread of COVID-19.


Sudah minggu kesepuluh saya bekerja dari rumah. Jujur, wabah ini membuat saya stres bukan kepalang, karena kehilangan banyak momen kebersamaan bersama di kantor selama masa PSBB, juga hilangnya tradisi buka puasa bersama dengan sahabat terdekat selama Ramadan. Apa boleh dikata, semua dilakukan untuk menyelamatkan lebih banyak orang di sekitar kita agar wabah ini lebih cepat berakhir.

Namun, di balik semua tantangan ini, saya mencoba mengambil hikmah. Ternyata ada banyak hal yang dapat saya pelajari. Berikut adalah 5 hal yang saya jelajari selama #DiRumahAja.


Lebih Efektif Dalam Bekerja

Foto: Unsplash/Thought Catalog


Banyak keluhan mengenai beban kerja yang semakin banyak saat kerja dari rumah. Semua telekonferensi dilakukan tanpa henti, beberapa kali hingga malam hari. Beruntung saya punya tim yang sangat suportif dan memiliki cara kerja efektif. Setelah dua minggu bekerja keras, kami mencoba membagi beban pekerjaan secara lebih merata walau tenggat waktu kerap berkejaran. Tapi cara kerja efektif berhasil menolong kami dari stres akibat pekerjaan selama kerja dari rumah. 

Kami mencoba membuat agenda pada setiap pertemuan virtual dan mengusahakan ada Langkah konkret yang diambil setelah pertemuan itu. Tidak disangka, kami menghasilkan banyak rangkuman informasi teranyar, tren perbincangan publik, hingga ide-ide menarik untuk dieksekusi. 

Mungkin dalam tulisan lain akan saya jabarkan lebih detail metodenya dalam konteks strategi komunikasi. Ditunggu, ya!


Lebih Banyak Waktu Bersama Keluarga, Lebih Banyak Belajar

Foto: @justianedwin

Biasanya Ramadan diisi dengan acara buka puasa bersama di restoran favorit bersama teman-teman, sekarang kebiasaannya berubah, selalu bersama keluarga. Setiap hari kami sahur dan berbuka puasa bersama di meja makan yang sama. Kebiasaan ini cukup asing, mengingat banyak waktu berbuka dihabiskan bersama teman atau di jalan. Kami jadi lebih banyak mengobrol. 

Saat akhir minggu dan tidak ada pekerjaan rumah, saya mencoba mencari kelas-kelas gratis atau yang berbayar tapi masih dalam jangkauan finansial. Saya mencoba beberapa kelas, di antaranya kelas bahasa, personal branding, dan public speaking

Selain kelas di platform khusus, saya beberapa kali mengikuti kelas daring di media sosial Instagram. Salah satunya adalah sesi daring yang diselenggarakan oleh FWD Life.

Melalui fitur live streaming, FWD Indonesia memiliki program aktivitas daring bertajuk #DiRumahAjaBarengFWD. Topiknya menarik, mulai dari memasak, olah raga virtual, hingga kelas finansial! Yang terakhir yang dilakukan pada episode 4; bincang finansial bersama pakar perencana keuangan Aidil Akbar dan standup comedian Dono Pradana. 

Dalam kelas ini, saya dapatkan beberapa esensi penting mengenai pengelolaan keuangan pada sesi ini. Lanjut membaca untuk bahasan lebih detailnya ya!


Pentingnya Kesehatan Finansial

Pada kelas Di Rumah Aja Bareng FWD yang bertajuk Financial Talk with Standup Comedy bersama Aidil Akbar dan Dono Pradana, saya merangkum beberapa hal. Aidil Akbar memaparkan bahwa kesehatan finansial sangat penting, terutama di masa sulit seperti ini.

#DiRumahAjaBarengFWD

Menurut Aidil Akbar, ada dua komponen utama dalam pengelolaan keuangan, yakni penghasilan dan pengeluaran. Konsep rencana keuangan adalah meningkatkan penghasilan dan menekan pengeluaran. Jika sudah pada batas terbawah tidak bisa menekan pengeluaran, opsi kita adalah meningkatkan penghasilan. Bagaimana caranya meningkatkan pemasukan? Bisa dilakukan dengan cara sederhana seperti monetisasi hobi. Fotografer, guru ngaji adalah penghasilan yang bisa didapat berdasarkan hobi dan keterampilan.

Foto: Unsplash/Micheile Henderson.

Jika sudah ada keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran, baiknya pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan cara berhemat namun seimbang sehingga tidak terlalu stres. Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengelola keuangan tanpa ribet:
  1. Fokus pada hal yang lebih penting.  Kebutuhan penting adalah kebutuhan dasar yang bisa termasuk makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga, bahkan gadget! Untuk gadget, beli gadget yang bisa jadi aset untuk bekerja atau menghasilkan uang, misalnya laptop atau hp khusus untuk bekerja. Sebenarnya jajan juga tidak masalah jika dilakukan sesekali. Ingat, kuncinya adalah seimbang.
  2. Dana darurat yang sudah ada dalam bentuk likuidasi tinggi usahakan digunakan untuk seminimal mungkin untuk antisipasi ketidakpastian. Dana darurat ini tergantung pada orang yang kita tanggung. Jika kalian masih lajang dan hidup sendiri, siapkan dana darurat untuk minimal tiga bulan. Jika menanggung dua orang, siapkan dana darurat minimal dua bulan. Jika jumlahnya lebih dari itu, usahakan untuk siap dana darurat minimal dua belas bulan. Khusus untuk masa pandemi yang tidak menentu, harus bisa siapkan 1.5 kali lebih banyak dari angka tersebut.
  3. Dana sosial jangan lupa disisipkan untuk orang-orang yang membantu kita sehari-hari, misalnya tukang sampah, petugas keamanan, dan lain-lain. Menjelang idul fitri, infak dan zakat masuk dalam pos ini.
  4. Kelola hutang. Menurut paparan Aidil Akbar, hutang ada dua macam; (1) nilai hutang produktif - hutang yang hasilnya naik, dan (2) nilai hutang yang menghasilkan - hutang yang digunakan untuk membeli aset/alat untuk bekerja. Jangan sampai kita terjebak dalam hutang konsumtif. Kalau terjebak hutang konsumtif, usahakan tambal dengan dana investasi yang ada agar tidak terjebak lebih lama. Kalau hutang produktif dan menghasilkan tidak masalah karena ada penghasilan atau uang masuk dari dana tersebut.
  5. Pertanyaan penting: lalu untuk masyarakat yang berpenghasilan UMR bagaimana? Sebenarnya, UMR cukup untuk satu orang bertahan hidup satu orang. Masalahnya jika UMR untuk satu orang digunakan untuk satu keluarga. Di sinilah pentingnya kreatifitas untuk meningkatkan penghasilan. Kita bisa lihat banyak sekali bisnis kuliner yang menjamur selama masa PSBB. Sebuah ide menarik untuk dilakukan.
Setelah sesi berakhir, ada kuis berhadiah saldo GoPay dan #BukaBarengFWD, program buka puasa virtual bersama dengan banyak influencers. Menarik!


Kesehatan Fisik dan Mental Sama Pentingnya


Foto: Unsplash/Simon Rae

Jujur, saya tidak banyak bergerak karena duduk terus selama bekerja dari rumah. Beruntung banyak yang membuka kelas online untuk olahraga bareng. Zumba, yoga, sampai HIIT bisa dilakukan bersama melalui kanal-kanal yang tersedia. Salah satunya adalah kelas FWD dari #DiRumahAjaBarengFWD tadi. Seru!

Selama berpuasa, saya juga berusaha untuk jaga nutrisi agar tidak mudah sakit. Buah, sayur, dan vitamin jadi senjata utama saya untuk meningkatkan sistem imun selama berpuasa di tengah wabah COVID-19.

Tapi ternyata masalahnya bukan cuma kesehatan fisik saja. Ada urusan lain soal #DiRumahAja yang berhubungan dengan kesehatan mental, yakni stres dan gangguan cemas. Stres bisa datang dari kecemasan dengan situasi terkini, baca berita buruk setiap hari, hingga membaca debat di Twitter membuat tingkat stres meningkat.

Untuk mengkalinya, saya mencoba membatasi akses media sosial agar tidak banyak tarpapar berita buruk atau debat tak perlu. Fungsi media sosial lebih kepada memperbarui informasi terkini saja. Lumayan ampul mengurangi tingkat stres saya.


Rasa Optimis dan Solidaritas dari Donasi


Foto: Unsplash/Perry Grone

Jika kalian memperhatikan, banyak sekali kanal donasi untuk berbagai tujuan. Ada yang membri sumbangan untuk membantu driver ojol, untuk teman-teman pekerja yang kehilangan pekerjaan, untuk tunawisma, sampai saling bantu beli dagangan pedagang kecil. 

Di Tengah berita buruk dan perdebatan tanpa henti yang setiap hari saya lihat, tren donasi ini membuat saya sangat tergugah dan menimbulkan sedikit rasa optimis. Akhirnya saya sadar kalau saya tidak sendirian di masa sulit ini. Berdonasi juga salah satu cara membuat hati saya lebih tenang. Walau sedikit, ada rasa lega bisa berkontribusi kepada masyarakat.

Bicara tentang donasi, FWD Life juga memiliki program kolaborasi untuk berbagi untuk kalian yang ingin berbagi bareng FWD (klik link berbagi bareng FWD untuk berdonasi). Program donasi ini merupakan pengejawantahan FWD Life untuk Celebrate Living, Celebrate Kindness, Celebrate Positivity walau #DiRumahAja.

#BerbagiBarengFWD

Kolaborasi FWD Life bersama SOS Children's Village bisa jadi salah satu sarana donasi untuk kalian yang ingin membantu sesama. FWD Life berkolaborasi bersama SOS Children's Village untuk membantu meningkatkan kesadaran akan kondisi kelompok yang kurang beruntung, terurama anak-anak, selama masa wabah virus corona. Dampak yang disebabkan oleh pandemi ini tidak hanya kesehatan, tetapi juga banyak keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Kolaborasi ini bertujuan untuk menyediakan komunitas dan keluarga mereka, memberikan rasa aman dan terlindungi. Hal ini termasuk mendorong mereka untuk tetap sehat, menjaga kebersihan, melakukan berbagai langkah pencegahan seperti mencuci tangan secara rutin. Semoga berdonasi melalui kanal ini bisa membantu hati kalian jadi lebih tenang, ya!

Itu dia hal-hal yang saya pelajari selama #DiRumahAja. Apa yang kalian pelajari selama #DiRumahAja? Jangan lupa untuk menjaga kebersihan diri dan konsumsi makanan sehat agar imunitas tetap terjaga. 



Pencegahan virus corona. Foto: Unsplash/United Nations

Komentar

Postingan Populer