Sehari Mengeksplorasi Sudut Kota dan Kuliner Ho Chi Minh City, Vietnam

Vietnam, negara bersejarah yang pernah menarik perhatian dunia karena tragedi berdarah dan perang. Kini, negeri yang merupakan bagian dari Indochina sedang membangun dirinya. Saya berkesempatan mengunjungi salah satu kota paling atraktif di Vietnam, Ho Chi Minh City.


SELAMAT DATANG DI VIETNAM

Saya mendarat sore hari di Ho Chi Minh City. Kesan pertama yang timbul adalah sebuah kota bernuansa vintage dan sarat kisah sejarah. Kesan tersebut benar adanya, karena Vietnam pernah berkonflik dengan Tiongkok pada abad ke-15, diduduki oleh Jepang dan Prancis pada masa Perang Dunia II, dan Perang Vietnam yang mulai berakhir pada era 70-an. Selama saya di sana, ada pengerjaan pembangunan MRT dan infrastruktur lainnya. Tak heran, Ho Chi Minh City adalah pusat distrik bisnis yang terpisah dari ibu kota.

Tidak banyak terlihat gedung pencakar langit di Ho Chi Minh City. | Biblical Journal
How most of Vietnamese start their daily activities. | Biblical Journal
Banh Mi, roti isi khas Vietnam. | Biblical Journal

Esok harinya, saya dan rekan memulai penjelajahan kota Ho Chi Minh pada pukul 8 pagi. Aktivitas warga dimulai cukup pagi, terlihat dari kedai kopi dan gerai penjual sarapan yang mulai dipadati warga. Setangkup roti isi khas Vietnam bernama Banh Mi menemani kami berjalan kaki menuju kantor. Banh Mi adalah paduan dari baguette yang dipanggang, kemudian diisi dengan timun, acar wortel, bawang merah, seledri, daun ketumbar, dan isian daging ayam/babi/sapi. Kami membelinya dengan harga sebesar 10.000 VND saja.

@laurensiaimce sedang mencoba menyeberang jalan bersama green tea favoritnya. | Biblical Journal
Keramahan penduduk asli Vietnam berbanding terbalik dengan cara mereka berkendara. Sulit sekali bagi kami untuk menyeberang jalan, karena motor yang ada di jalan melaju cukup kencang dan tak memperhatikan pejalan kaki. Tip untuk berjalan kaki di Vietnam: beranikan dirimu untuk menyeberang jalan tanpa melambaikan tangan. Keep walking! Sepanjang jalan, banyak kedai kopi dan restoran yang menarik untuk dicoba. Akhirnya kami putuskan untuk berwisata kuliner selama di Ho Chi Minh City.

PHO, KUDAPAN BERBAHAN DASAR MIE KHAS VIETNAM

Setengah hari bekerja di kantor pusat Foody cukup menguras energi kami. Ketika keluar kantor untuk makan siang, kami cukup terkejut dengan situasi jalan yang lumayan semrawut. Tanpa lihat kanan kiri, kami memanggil taksi di pinggir jalan. Tak lupa kami tiru gaya Carrie Bradshaw ketika memanggil taksi di Manhattan, dan berhasil! 


Siang itu, kami memakan kudapan khas Vietnam bernama Pho. Pho atau Banh Pho adalah mie dari beras yang dimasak dengan kaldu dan disajikan dengan sayur, daging sapi/babi, dan daun ketumbar. Saat itulah kami sadar kalau hampir semua makanan Vietnam menggunakan daun ketumbar. Tambahkan tauge sesuai selera untuk menambah cita rasanya.

Kedai Pho yang konon kedai penjual Pho terenak. | Biblical Journal

Kedai Pho bernama Pho Le ini konon kedai Pho yang lumayan terkenal. Saat kami ke sana, mejanya penuh sekali! Beruntung kami mendapat meja di lantai 2. Hasrat kami cukup terpuaskan dengan makanan ini. Rasanya berbeda dengan Pho yang saya makan di Jakarta. Satu porsi Pho ukuran kecil dibandrol seharga 38.000 - 40.000 VND. Cari kedai Pho di Jakarta? Klik di sini.

SORE DI VIETNAM: SESI MAKAN

Banyak kuliner yang bisa dieksplorasi di Ho Chi Minh City. | Biblical Journal

Kultur pemakan segala di Vietnam sungguh membuat kami kewalahan. Banyak sekali makanan yang harus dicoba. Sore hari sebelum pulang kantor, kami diberikan rekomendasi sebuah tempat makan yang saya pikir tak jauh berbeda dengan kedai makan di Mangga Besar atau Pecenongan. Lagi-lagi kami bertemu menu babi. Kali ini saya memilih ikan dan telur setengah matang. Datanglah nasi bersama lauk pesanan saya dan kuah kaldu yang gurih.  

STREET FOOD GALORE DI BUI VIEN STREET

BBQ murah: kuliner malam yang patut dicoba di Ho Chi Minh City. | Biblical Journal

Rata-rata pekerja di Vietnam menghabiskan after hours-nya di bar. Kegiatan minum bir bersama kolega dianggap sebagai ajang sosialisasi, sama seperti di negara Asia lainnya, misalny Korea dan Jepang. Di kawasan hotel tempat kami menginap, berjejer bar dan kedai BBQ yang populer di kalangan turis. Kami mencobanya untuk santap malam. 

Satu set BBQ isi 5 BBQ sapi/babi/ayam dihargai 50.000 VND. Harga berbeda untuk seafood. Satu sate udang dihargai 30.000 VND, dan satu set octopus dihargai 60.000 VND. Dampingi BBQ set-mu dengan bir lokal Vietnam yang dijual cukup murah, sekitar 15.000-25.000 VND.

Sekembalinya di hotel, kami benar-benar puas mengeksplorasi kuliner Vietnam disela-sela waktu kerja. Saya punya ulasan lain mengenai kopi Vietnam yang akan saya ceritakan di tulisan berikutnya. Sampai jumpa!

___

DisclaimerL Seluruh foto yang saya gunakan pada blogpost ini adalah murni hasil bidikan saya sendiri, menggunakan Fujufilm XA10. Dilarang keras menggunakan konten foto pada blogpost ini tanpa izin atau tanpa credit title.


Komentar

  1. OH MY GOD!!!
    *brb kerja keras
    *brb nabung biar ke Vietnam :(

    BalasHapus
  2. Dilihat dari harga-harganya, murah banget ya makan-makan di Vietnam 😮

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer